Kamis, 13 Juni 2013

Mengintip Indahnya Tanjung Bira Part 2

Akhirnya kembali menjamah si bibloug, sesuai janji gw akan mengulas kelanjutan perjalanan liburan gw dan temen-temen gw,,,

Back to Makassar

Setelah puas mengeksplore indahnya Tanjung Bira, kami berlima kembali menuju Makassar untuk kembali ke Jakarta,,nah sebelum belik ke Jakarta kami memutuskan untuk bermalam satu hari di kota Makassar, niatnya sih mau wisata kuliner khas kota Makassar...oke deh langsung aja

Pallu Basa

Setelah menempuh 5 jam perjalanan Tj Bira - Makassar kami langsung merapat ke warung makan Pallu Basa Serigala, yang bertempat di jl. Serigala, warung ini banyak direkomendasikan orang-orang dan telah menjadi ikon wisata kuliner kota makassar,,, yakk benar saja kawan-kawan pas kami datang orang - orang yang antri udah banyak, saking banyaknya yang mau makan disini, kita ga bisa makan lama-lama karna harus bergantian dengan lain. Rasa pallu basa serigala ini emang enak banget, kuahnya  kental semacam coto tapi berwarna kuning berbeda dengan kuah coto kuda yang kami makan sebelumnya dan isinya terdiri dari beraneka bagian tubuh sapi/kerbau serta jeroannya. Pallu Basa Serigala lebih dikenal dengan Palbas Serigala, warung ini buka dari pukul 9 pagi s/d 8 malam.





Fort Rotterdam


Setelah puas memanjakan perut dengan pallu basa, kami langsung menuju ke Fort Rotterdam yang merupakan salah satu tujuan wisata kota makassar. Fort Rotterdam merupakan benteng peninggalan kerajaan Gowa-Tallo, benteng yang terletak di pinggir pantai kota Makassar ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 bernama Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tamapa'risi' Kallonna. Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa disebut benteng Panyyua oleh orang Gowa-Makassar.

Benteng ini dahulu dijadikan markas pasukan Katak Kerajaan Gowa saat melawan Belanda. Akibat kekalahan ini Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya pada tanggal 18 November 1667 yang salah satu pasalnya mewajibkan kerajaan Gowa untuk meyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam oleh Cornelis Speelman yang merupakan nama kampung halamannya. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah sekaligus pusat Pemerintahan Belanda di  wilayah Indonesia Timur.

Pisang Epe

makanan yang satu ini paling mudah dijumpai di sepanjang pantai Losari. Pisang Epe adalah sejenis pisang raja yang mengkel yang dipenyet lalu dibakar, dan ditaburi bermacam-macam toping seperti gula merah, keju, coklat, susu bubuk dll.

Biasanya pedagang pisang epe baru bermunculan sore menjelang malam. Cemilan yang seru dimalam hari.


perjalanan kami diakhiri dengan wisata kuliner. Bagi temen-temen yang berniat wisata kuliner di Makassar, semoga blog gw bs jd bahan referensi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar